Masalah Tanah sudah Beres Tapi di bikin masalah
Bismillah Alhamdulillah
Bersama ini kami
Nama Muhammad Basuki Yaman
Menjelaskan
Masalah Tanah sudah Beres Tapi di bikin masalah
Bahwa pada sekitar tahun 1850 dan atau tahun 1870 masalah tanah sudah beres
Bahwa Nawisan bersama keluarga nya dan atau bapak nya dan atau saudara dan atau bersama bangsa Nusantara lainnnya menguasai tanah di Kota Besar Bandung bagian utara .
Mereka dijuluki orang Panyeupuhan . Penyeupuhan artinya Besi tempah dan atau ahli besi dan atau orang yang ahli menngunakan alat dari besi sehinggi identik dengan pekerja / petani dan atau tukang dan atau orang yang biasa kerja di kebun dan atau semacamnya .
Kawasan yang dijuluki ini saat ini meliputi sekitar Dago , Pakar , buniwangi dan atau sekitar nya . Namun ada kampung yang mewarisi nama Panyeupuhan Yaitu Kampung Cirapuhan .
Karena dekat sungai dan atau dekat mata air maka mereka di sebut Ci Cipanyeupuhan ( Tjirapoehan ) . Ci artinya dalam bahasa Indonesia adalah sungai dan atau mata air dan atau semacam terkait air . Sehingga orang orang di kawasan dago atas ini disebut Orang Cipanyepuhan . sehingga menjadi Cirapuhan . Kampung Cirapuhan .
Saat ini terbagi menjadi Cirapuhan Barat ( kampung cirapuhan rw 01 Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung ) . Cirapuhan bagian timur ( Cirapuhan desa ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung . Dan mereka juga berbatasan dengan Lembang sukaresmi Kabupaten Bandung Barat . Jadi kawasan segitiga Emas .
Bahwa sekitar tahun 1880 an Nawisan bersama keluarga nya dan atau bapak nya dan atau saudara dan atau bersama bangsa Nusantara ikut serta proyek Rel Kereta Api . Yang mana pembangunan Rel kereta area kota besar Bandung ke Purwakarta dan atau Bandung bagian Barat . Dan Atau bagian timur dan atau ke selatan .
Kadang kadang dan atau sebagian mereka adalah petani sehingga bisa menjual hasi tani dan atau hasil kebun . Sehingga membawa nya ke Kota Besar Bandung . Namun ada semacam aturan yang mana hampir identik saat ini adalah aturan larangan berjualan atau mengasong di suatu wilayah . Pribumi Bangsa Nusantara tersebut tidak boleh masuk ke kota Besar .
Tidak boleh jualan atau mengasong di Daerah kota Besar . ( saat ini misalnya Area Kampus ITB hingga ke kantor Walikota . Dan atau Gasibu dan atau Kantor Gubernur Jawa Barat dan alain lainnya .) Sehingga ada semacam ketentuan tak tertulis . Bahwa tak boleh masuk Dago Bawah . Sehingga ada batas terakhir ( saat ini adalah Dago Atas ) . Jl Dipati ukur termasuk tidak diizinkan .
Sehingga bangsa nusantara tersebut menunggu dan atau berjualan hanya di area bukit . Proses menunggu itu lah dalam bahasa sunda disebut Na Dago an ) . Sehingga wilayah menunggu itu disebut Dago .
Bahwa pada sekitar tahun 1850 dan atau tahun 1870 masalah tanah sudah beres . Namun KNIL militer Kolonial Belanda membuat pangkalan di Cimahi sekitar tahun 1990 . Kemudian tahun 1900 an dan atau pada tahun 1911 . KNIL membuat proyek militer yang saat ini dikenal Gua Belanda .
Bahwa Mak Acih binti juanta bercerita
Bahwa kemudian saya ( muhammad Basuki Yaman ) menjelaskan dan atau menceritakan dan atau semcamnya
Bahwa beberapa orang yang ikut serta langsung maupun tidak langsung dan atau sezaman dalam proyek gua Belanda diantara mereka adalah Mardasik ( periksa ada sertifikat atas nama Amat . Amat adalah Anak Mardasik dengan Eyong binti Nawisan . shm Omo )
Bahwa beberapa orang yang ikut serta langsung maupun tidak langsung dan atau sezaman dalam proyek gua Belanda diantara mereka adalah Juanta ( juanta adalah Bapak nya Acih , Isah , Uki , Duhli dan lain lainnya ) . Keluarga Juanta pada mula nya di kampung cirapuhan timur bersama keluarga Syafei . Kemudian dia menjadi Besan Eyong Mardasik karena anak nya bernama Acih menikah dengan Misnan alias Minan bin Mardasik / Eyong .
Bahwa beberapa orang yang ikut serta langsung maupun tidak langsung dan atau sezaman dalam proyek gua Belanda diantara mereka adalah keluarga Adikarta . Adikarta adalah menantu Nawisan karena dia menikah dengan Emeh binti Nawisan )
Bahwa beberapa orang yang ikut serta langsung maupun tidak langsung dan atau sezaman dalam proyek gua Belanda diantara mereka adalah keluarga Hasim alias Hasyim . Hasim adalah menantu Nawisan karena dia menikah dengan Okoh Binti Nawisan )
Bahwa beberapa orang yang ikut serta langsung maupun tidak langsung dan atau sezaman dalam proyek gua Belanda diantara mereka adalah keluarga Karmita alias kasmita alias mita . Mita adalah menantu Nawisan karena dia menikah dengan Iwung alias Ewung Binti Nawisan )
Bahwa selain itu ada juga cucu nawisan misalnya keluarga Tama . Riwayat Tama adalah tama bin Okoh binti Nawisan .
Bahwa pada sekitar tahun 1850 dan atau tahun 1870 dan atau sekitar 1900 masalah tanah sudah beres . Namun kemudian ada Oknum kolonial Belanda . ( kami katakan oknum karena dengan aturan pemimpin nya juga diduga melanggar . Baca larangan gubernur jendral tentang tidak boleh mengambil tanah rakyat kesepakatan Agrewet tahun 1870 dan lain lain nya . jadi kepada negara nya oknum itu juga melanggar aturan . Apalagi dengan nurani bangsa Nusantara ) .
Oknum penjajah itu diduga kuat menyuap dan atau berkolusi dan atau sebagainya dengan tentara KNIL dan atau kesatuannya . Sehingga sekitar tahun 1900 an mereka menggusur bangsa Nusantara . Pada awalnya masyarakat bangsa nusantara itu ada di selatan ( saat ini sekitar PMI ) hingga ke utara saat ini ujung utara rw 01 Kampung Cirapuhan ) .
Maka Keluarga Besar Nawisan dan atau bersama saudara nya digeser ke utara ( saat ini mulai dari sekitar kantor Dago dan atau rumah 220 meter yang klaim penggugat dikuasai nya . Dari budi Harley . Budi Harley dari asep makmun tergugat II , pembela isidentil . Asep makmun tak jelas dari mana . Sehingga kawasan Tjirapuhan . juga dijuluki Panyingkiran dan atau Kampung Panyingkiran dan atau orang panyingkiran .
sementara itu Keluarga Besar Nawisan dan atau bersama saudara nya digeser ke Barat ( saat ini adalah seberang Terminal Dago . Atau saat ini terkenal dengan gg sawargi rw 01 . ini juga merupakan alasan kenapa gg sawargi masih masuk rw 01 bukan rw 02 . Karena pertimbangan satu keluarga .
Rahman Hadi saputra bin iwung binti nawisan dan lain lain nya
Komentar
Posting Komentar